Jembrana, BaliToday – Atraksi pacuan kerbau di lumpur persawahan menjadi daya tarik baru di Bali Barat tepatnya di Kabupaten Jembrana, Bali. Atraksi yang disebut makepung lampit ini merupakan tradisi masyarakat agraris dan menjadi cikal bakal Makepung. Kini atraksi ini dilombakan dan menjadi even tahunan untuk menarik wisatawan di Bali Barat.
Percikan lumpur akibat hentakan kaki sepasang kerbau yang berlari berpacu, dipadu dengan semangat joki, menggambarkan kegembiraan para petani menyambut musim tanam padi. Meski basah-basahan dengan lumpur, memantik sensasi turis yang menyaksikan. Belakangan, Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana melirik makepung lampit menjadi salah satu daya tarik wisata dengan menggelar even tahunan. Akhir pekan lalu, puluhan pasang kerbau mengikuti adu cepat perlombaan Makepung Lampit 2024 yang di gelar di Subak Kaliakah Munduk, Desa Kaliakah, Jembrana, Bali. Ajang makepung diatas lumpur ini sukses menyedot ribuan penonton, tak hanya warga lokal tampak pula antusiasme wisatawan asing ikut menyaksikan perlombaan tersebut.

Ketua Sekaa Makepung I Made Mara mengatakan peserta yang mengikuti makepung lampit kali ini sebanyak 40 pasang kerbau. Terbagi menjadi 10 regu timur dan 30 dari regu barat. Jumlah ini termasuk banyak, dibandingkan di awal mulai dirintis. Makepung sebagai salah satu warisan budaya leluhur kabupaten Jembrana harus dijaga kelestariannya. Makepung merupakan daya tarik wisata yang potensial karena ciri khas dan keunikannya yang tiada duanya.
“Makepung kita inginkan dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor pembangunan seperti pertanian dan peternakan, mewujudkan destinasi dan atraksi wisata yang berdaya saing dengan berbasis pemberdayaan masyarakat serta menciptakan kesempatan berusaha bekerja dan berinvestasi,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Jembrana, I Made Budiasa.
Pemerintah Kabupaten Jembrana menginginkan tradisi makepung agar terus dikembangkan dan dikemas sebagai daya tarik wisata budaya dengan tetap mempertahankan ciri khas daerah dan aspek pemberdayaan masyarakat agar mendapatkan nilai manfaat yang optimal. Melestarikan tradisi dan mengembangkan makepung sehingga bermanfaat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan dilandasi semangat makepung yang didalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan, sportifitas, kesungguhan dan rasa tanggung jawab niscaya hal tersebut dapat digapai.